Kategori

Isi Kandungan

Followers

Promosi Blog Anda

Daftarkan Blog Anda Disini...Percuma

Admin Di Sana Sini

Posted by Blog Rasmi YM Syed Abi Ghufran Al-Idrus Friday, January 29, 2010 2 comments
Print

Usaha Seimbang Dengan Hasil

Posted by Blog Rasmi YM Syed Abi Ghufran Al-Idrus 2 comments


Bertutur dengan kata yang baik, berpikirlah dengan
niat yang baik dan melakukan perbuatan baik.
Memaafkan orang lain berarti berlaku baik pada diri
sendiri.

Kesuksesan adalah pengoptimalan suatu kelebihan,
kegagalan adalah akumulasi dari segala kekurangan.


Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap
orang memiliki kemungkinan yang tak terhingga.

Ilmu pengetahuan harus dipahami dengan
sungguh-sungguh, baru bisa menjadi kebijaksanaan dalam
diri sendiri.

Kasih sayang tidak dapat dengan memohon pada orang
lain, melainkan diperoleh dari sumbangsih yang
diberikan.

Musuh terbesar kita bukanlah orang lain, melainkan
diri kita sendiri.

Hendaknya bersaing untuk menjadi siapa yang lebih
dicintai, bukan siapa yang lebih ditakuti.

Menyia-nyiakan waktu setiap hari adalah pemborosan
hidup, bekerja penuh semangat dan menjadi orang yang
berguna adalah membangun kehidupan kita sendiri.

Orang yang selalu mencari-cari alasan bagi
kegagalannya, tidak akan memperoleh kemajuan untuk
selamanya.

Rumput tidak akan mudah tumbuh dilahan yang
ditanami sayur-sayuran. Hati tidak mudah timbul
kebencian bila dipenuhi rasa persahabatan.

Berapa banyak kewajiban yang telah anda penuhi,
sebanyak itu pula kemampuan yang akan diperoleh.

Kegembiraan seseorang tidak didasarkan dari berapa
banyak yang dimilikinya, namun karena sedikit sekali
berhitungan dengan orang lain.

Sebelum mengkritik orang lain, pikirkan dahulu
apakah kita sendiri telah sempurna dan bebas dari
kesalahan.

Kesuksesan yang paling besar dalam hidup adalah
bisa bangkit kembali dari kegagalan.

Ucapan yang baik, bagai bunga teratai yang keluar
dari mulut; Ucapan yang buruk, seperti bisa ular yang
disemburkan dari mulut.

Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam
kehidupan: berbakti pada orang tua dan melakukan
kebajikan.

Moralitas adalah sebuah pelita dalam peningkatan
kepribadian, tidak seharusnya merupakan cambuk
penghukum bagi orang lain.

Menghargai dan merasa senang atas keberhasilan
orang lain berarti meningkatkan harkat diri sendiri.

Selalu berbaik hati selalu memperoleh hari-hari
yang baik.

Memberi maaf dan berbicara dengan ramah meskipun
kita berada dipihak yang benar.

Menerima kebajikan sekecil apapun harus dibalas
sebesar-besarnya.

Hendaknya kita menyadari, mensyukuri, dan membalas
budi orang tua.

Tetesan air dapat membentuk sebuah sungai,
kumpulan butiran beras bisa memenuhi lumbung. Jangan
meremehkan hati nurani sendiri, jangan pernah berpikir
untuk tidak melakukannya walau perbuatan itu sangat
kecil.

Sedikit berbicara lebih baik daripada banyak
bebicara, akan lebih baik lagi jika hanya membicarakan
hal yang baik-baik saja.

Orang yang bijaksana baru mampu membedakan yang
baik dan yang buruk, yang benar dan yang sesat; Orang
yang rendah hati baru bisa membangun kehidupan yang
indah sempurna.

Di dalam kehidupan, kita tidak selalu berada dalam
kondisi yang baik-baik saja, namun bagi yang pernah
mengalami cobaan dan berhasil mengatasinya, akan
sangat mudah menghadapi kondisi yang sesulit apapun.

Permasalah sukar dan sulit diputuskan dalam hidup
adalah suatu cobaan.

Kasih sayang yang sesungguhnya adalah menjaga
kondisi hati kita dengan sebaik-baiknya.

Mampu bertoleransi dan lebih mengasihi orang lain,
kita akan hidup dengan sangat gembira.

Mampu menyumbangkan cinta kasih adalah suatu
keberkahan. Mampu menghapus kerisauan adalah sifat
yang bijaksana.

Anggaplah segala permasalahan sebagai pelajaran
dan pujian sebagai peringatan untuk mawas diri.

Memperbaiki prilaku sendiri adalah untuk menolong
diri sendiri, mampu mempengaruhi orang untuk berbuat
baik adalah untuk menolong orang.

Yang mencelakai diri sendiri tidak lain adalah
kemarahan yang tidak pada tempatnya.

Orang yang dapat memanfaatkan waktunya dengan
baik, pasti bisa menguasai arah tujuan yang ingin
dicapai.

Lakukanlah menurut kemampuan yang ada, jangan
berniat untuk menunda, ada kemungkinan anda tidak
mendapatkan apa apa.

Yang terindah di langit adalah bintang-bintang
bergemerlapan, sedangkan yang terindah dalam hidup
adalah kehangatan kasih sayang.

Orang yang berbudi sifatnya bagaikan air yang
dapat menyesuaikan diri dalam berbagai bejana, hidup
dalam kondisi bebas leluasa.

Padi yang berisi akan semakin merunduk; Seseorang
yang sukses semakin rendah hati.

Berhenti di tengah perjalanan akan lebih sulit dan
terasa lebih melelahkan daripada terus berjalan hingga
sampai ke tujuan.

Di kala memiliki, harus selalu mengenang
penderitaan di saat tak punya; dalam cuaca baik harus
mempersiapkan persediaan di musim hujan.

Alam semesta ada batasnya, kekuatan tekad kita ak
terhingga. Mudah mengikrarkan sebuah tekad, tapi sulit
melaksanakannya.

Perbuatan baik hendaknya bisa dioptimalkan,
permasalahan harus ditinggalkan. Mensukseskan orang
lain berarti mensukseskan diri sendiri.

Lebih baik bekerja keras dan benar-benar
melakukannya daripada berkemampuan tapi tidak
melakukannya sama sekali.

Orang harus menyayangi diri sendiri baru dapat
mencintai semua orang di dunia.

Dalam mengatasi berbagai masalah hendaknya
berhati-hati, cermat, namun jangan berpikiran sempit.

Jangan merasa khawatir pada banyaknya masalah,
yang dikhawatirkan adalah masalah yang dicari-cari.

Ikrar harus luhur, tekad harus kokoh, kepribadian
harus lemah lembut, dan hati harus cermat.

Berikrar dalam hati dan tidak pernah menyatakan
dalam tindakan, sama halnya seperti bertani tanpa
menebar bibit, hanya menyia-nyiakan sebuah jalinan
jodoh.

Orang berbudi berketetapan hati menggapai
cita-citanya, orang yang picik hanya memiliki
cita-cita dan tidak pernah berusaha.

Baca Lagi..dan Jangan Lupa Share Kat Member..
Print

Andai ada Cinta

Posted by Blog Rasmi YM Syed Abi Ghufran Al-Idrus 0 comments


Kasih manusia sering bermusim, sayang manusia tiada abadi. Kasih Tuhan tiada bertepi, sayang Tuhan janjinya pasti. Itulah sedikit dari lagu Raihan. Lantaran kasih manusia yang sering bermusim dan sayangnya yang tak kekal lama, kita perlu sentiasa berwaspada terutamanya dlm memilih pasangan. Andainya sakit daripada cinta itu hendak diberi pada seseorang yg boleh digelar suami, pilihlah seorang lelaki yang….


1-KUAT AGAMANYA.
Biar sibuk macam mana sekalipun, solat fardu tetap terpelihara. Utamakanlah pemuda yg kuat pengamalan agamanya. Lihat saja Rasulullah menerima pinangan Saidina Ali buat puterinya Fatimah. Lantaran ketaqwaannya yang tinggi biarpun dia pemuda paling miskin.

2-BAIK AKHLAKNYA.
Ketegasannya nyata tapi dia lembut dan bertolak-unsur hakikatnya. Sopan tutur kata gambaran peribadi dan hati yang mulia. Rasa hormatnya pada keluarga begitu ketara.

3-TEGAS MEMPERTAHANKAN MARUAH.
Pernahkah dia menjengah ke tempat2 yang menjatuhkan kredibiliti dan maruahnya sebagai seorang Islam seperti ‘rumah urut’, disko, pub dan bar?

4-AMANAH
Jika dia pernah mengabaikan tugas yang diberi dengan sengaja ditambah pula salah guna kuasa, lupakan saja si dia.

5-TIDAK BOROS
Dia bukanlah kedekut tapi tahu membelanjakan uwang dengan bijaksana. Setiap nikmat yang ada dikonsi bersama mereka yang berhak.

Baca Lagi..dan Jangan Lupa Share Kat Member..
Print

4 Isteri

Posted by Blog Rasmi YM Syed Abi Ghufran Al-Idrus 0 comments


Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai empat orang isteri.
Dia mencintai isteri yang keempat dan memberikan harta dan kesenangan yang banyak.
Sebab, isteri keempat adalah yang tercantik di antara kesemua isterinya.
Maka, tidak hairan lelaki ini sering memberikan yang terbaik untuk isteri keempatnya itu.


Pedagang itu juga mencintai isterinya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan

isterinya ini, dan sering berusaha untuk memperkenalkan isteri
ketiganya

ini kepada semua temannya. Namun dia juga selalu bimbang kalau-kalau isterinya ini
akan lari dengan lelaki yang lain.

Begitu juga dengan isterinya yang kedua. Dia juga sangat menyukainya.
Dia adalah seorang isteri yang sabar dan penuh pengertian.
Bila-bila masa pun apabila pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pandangan
isterinya yang kedua ini. dialah tempat bergantung.
Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya melalui masa-masa yang sulit.

Sama halnya dengan isterinya yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat

setia. Dia sering membawa kebaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dialah yang

merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha si suami.
Akan tetapi si pedagang tidak begitu mencintainya.
Walaupun isteri pertamanya ini begitu sayang kepadanya namun, pedagang ini tidak begitu
mempedulikannya.

Suatu ketika, si pedagang sakit. Kemudian dia menyedari mungkin masa untuknya hidup
tinggal tidak lama lagi. Dia mula merenungi semua kehidupan indahnya,
dan berkata dalam hati, "Saat ini, aku punya empat orang isteri. Namun, apabila aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri."

Lalu dia meminta semua isterinya datang dan kemudian mulai bertanya pada

isteri keempatnya, "Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan

perhiasan yang indah. Nah sekarang, aku akan mati, mahukah kau mendampingiku dan menemaniku?"
Isteri keempatnya terdiam. "Tentu saja tidak!" jawab isterinya yang keempat,
dan pergi begitu sahaja tanpa berkata-kata lagi. Jawapan itu sangat menyakitkan hati
seakan-akan ada pisau yang terhunus dan menghiris-hiris hatinya.

Pedagang yang sedih itu lalu bertanya kepada isteri ketiganya,
"Aku pun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Mahukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku?". Isteri ketiganya
menjawab,
"Hidup begitu indah di sini. Aku akan menikah lagi jika kau mati".
Pedagang begitu terpukul dengan jawapan isteri ketiganya itu.

Lalu, dia bertanya kepada isteri keduanya, "Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mahu membantuku. Kini, aku perlu sekali pertolonganmu. Kalau aku mati, mahukah kau ikut dan mendampingiku?" Si isteri kedua menjawab perlahan, "Maafkan aku...aku tak mampu menolongmu kali ini. Aku hanya boleh menghantarmu ke liang kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu."

Jawapan itu seperti kilat yang menyambar. Si pedagang kini berasa putus

asa. Tiba-tiba terdengar satu suara, "Aku akan tinggal denganmu. Aku akan

ikut ke manapun kau pergi. Aku, tak akan meninggalkanmu, aku akan setia

bersamamu." Si pedagang lalu menoleh ke arah suara itu dan mendapati

isteri pertamanya yang berkata begitu.
Isteri pertamanya tampak begitu kurus.

Badannya seperti orang yang kelaparan. Berasa menyesal, si pedagang

Lalu berkata, "Kalau saja aku mampu melayanmu lebih baik pada saat aku

mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini isteriku."

Teman, sesungguhnya kita punya empat orang isteri dalam hidup ini;

ISTERI KEEMPAT adalah tubuh kita. Seberapa banyak waktu dan belanja

Yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya

akan hilang. Ia akan pergi segera apabila kita meninggal. Tak ada keindahan

dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadapNYA.

ISTERI KETIGA adalah status sosial dan kekayaan kita. Saat kita meninggal,
semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah dan melupakan kita yang
pernah memilikinya.

ISTERI KEDUA pula adalah kerabat dan teman-teman. Seberapa pun dekat

hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan mampu bersama kita selamanya.

Hanya sampai kuburla mereka akan menemani kita.

DAN SESUNGGUHNYA ISTERI PERTAMA adalah jiwa dan amal kita. Mungkin kita sering mengabaikan
dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan peribadi.Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan
amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah.
Hanya amal yang mampu menolong kita diakhirat kelak.

Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak. Jangan

sampai kita menyesal kemudian hari!...

Baca Lagi..dan Jangan Lupa Share Kat Member..
Print

Dua Mata

Posted by Blog Rasmi YM Syed Abi Ghufran Al-Idrus 0 comments


Allah mengurniakan semua manusia dengan dua mata. Mata adalah antara nikmat jasadiah yang terbesar, juga merupakan lubang dugaan yang paling hebat bagi insan. Dengan mata manusia mampu melihat, sekaligus menjana akalnya untuk berfikir pelbagai perkara. Namun dengan mata juga manusia mudah bermaksiat, dan akhirnya dari apa yang dilihat, akalnya berfikir pelbagai perkara yang merosakkan.


Di samping dua mata yang Allah SWT berikan kepada manusia, saya terfikir akan ‘dua mata’ lagi yang manusia hakikatnya perlu wujudkan dalam diri mereka.

Satu mata yang melihat masa belakang. Satu mata lagi melihat masa hadapan.

Mata melihat masa belakang: Muhasabah

Kelemahan manusia antaranya adalah membuat kesilapan yang sama berulang-ulang. Dengan mengulangi kesilapan yang sama, peningkatan manusia dalam hidupnya akan terganggu. Manusia yang baik, adalah manusia yang tidak mengulangi kesilapannya.

Sebab itu Rasulullah SAW bersabda yang mafhumnya bermaksud:

“Seorang mu’min itu tidak akan disengat kala pada lubang yang sama sebanyak dua kali”

Di sini perlunya kita, sebagai seorang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan menjalani kehidupan dengan baik, hidup dalam ketaatan, sekaligus menggapai redha-Nya, perlu mempunyai Mata Melihat Masa Belakang.

Dengan mata ini, kita bermuhasabah dan merenung salah silap kita. Ramai manusia mengingati kelebihannya, kebaikannya, kegemilangannya. Namun amat sedikit yang mengingati kekurangannya, kejahatannya, kerendahannya.

Saya ada mendengar orang berkata: “Benda-benda tak baik usah diingat” atau “Waktu yang telah berlalu usah dilihat kembali”

Pada saya, pandangan ini silap. Benda-benda tak baik yang dilakukan orang, betul kita tak perlu ingat. Tetapi benda-benda tak baik yang kita lakukan, perlu sentiasa kita ingati dan jadikannya sebagai bahan muhasabah, agar ia tidak berulang lagi. Bukan sekadar tidak berulang pada diri kita, tetapi juga tidak berulang pada diri anak-anak dan manusia sekeliling kita.

Namun siapakah yang melihat masa belakangnya, dan mengoreksi kesilapannya?

Mata melihat masa hadapan: Merancang

Satu lagi kelemahan manusia adalah – tidak mempunyai perancangan. Hidupnya tidak dirancang, pengurusan dirinya tidak dirancang, keluarganya tidak dirancang, pekerjaannya tidak dirancang, tarbiyah anak-anaknya tidak dirancang, studinya tidak dirancang dan begitulah dalam kebanyakan sisi kehidupannya.

Saya paling panas bila ada orang cakap begini:

“Ala, rancang-rancang pun, kalau tak dapat yang dirancang buat apa”

Pada saya, manusia yang berkata begini adalah manusia yang menghancurkan diri mereka dan menghancurkan pula orang lain.

Apakah perbezaan manusia yang merancang dengan yang tidak merancang? Manusia yang merancang akan bersedia. Persediaan adalah pakej perancangan. Jangan samakan merancang dengan harapan, atau sembang kemas, atau cakap omong kosong. Merancang bermakna punya plan, punya strategi.

Apabila kita telah bersedia, dan tidak mendapat apa yang kita rancang, sekurang-kurangnya persediaan kita tadi punya makna pada medan lain. Contoh mudah saya berikan adalah: Kita rancang hendak berkahwin dengan si fulanah binti fulan, maka kita mula mengumpul wang. Sampai pada masanya, si fulanah tidak mahu berkahwin dengan kita. Apa yang kita rancang tidak berjaya. Tetapi duit tadi masih ada. Dan duit itu boleh jadi bermakna di medan lain pula. Kegagalan satu perancangan, bukan penamat pada kehidupan.

Begitulah juga dalam menjadi hamba Allah SWT. Apakah perancangan kita? Di mana strategi kita hendak menggapai redha-Nya? Apakah jalan yang kita hendak ambil? Pernahkah anda merancang?

Allah SWT juga menggalakkan perancangan:

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah, dan hendaklah setiap kalian memerhatikan apa yang telah dia sediakan untuk hari esok…” Surah Al-Hasyr ayat 18.

Ya, apakah yang telah kalian sediakan untuk hari esok?

Penutup: Kalau kamu tidak sedar, maka kamu adalah orang yang merugi

Muhasabah dan perancangan adalah amat penting. Saya mulakan dengan muhasabah, kerana saya melihat tidak guna merancang sesuatu yang akan mengulangi kesilapan yang sama pada masa yang lalu.

Bersama manusia ada masa. Masa ini tidak akan dapat dikembalikan. Maka bagi yang tidak bermuhasabah dan asyik mengulangi kesilapannya yang sama, maka dia telah kehilangan masa-masanya yang berharga. Bagi yang tidak merancang dan kehidupannya terabur, tunggang langgang, dia juga telah kehilangan masa-masanya yang berharga.

Inilah dia kerugian. Sebab itu Allah SWT berfirman:

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian” Surah Al-‘Asr ayat 1-2.

Dan lebih merugikan, apabila kita tidak bermuhasabah, kita mengulangi kesilapan kkita yang sama, dan mewariskan pula kesilapan itu pada anak-anak kita, pada keturunan kita, pada sahabat-sahabat kita dan manusia di sekeliling kita. Lebih merugikan, kerana kita tidak merancang, keluarga kita rosak, studi kita terbengkalai, dan diri kita terhumban ke dalam kerosakan.

Inilah kerugian yang nyata.

“Katakanlah: Sesungguhnya orang yang rugi itu adalah mereka yang merugikan diri mereka dan keluarga mereka di akhirat” Surah Az-Zumar ayat 15.

Bukankah dunia ini ladang akhirat? Di sini kita menanam, di sana kita menuai?

Maka rugi di sini, maka di akhirat sana juga menanti hasilan kerugiannya.

Bagaimana?

Hendak mewujudkan dua mata ini dalam kehidupan?

Atau memilih untuk tidak melakukan apa-apa peningkatan?

Semuanya di tangan anda.

Tiada paksaan.

Namun telah jelas mana yang akan mencapaai kegemilangan, atau yang mana akan mengucup kehancuran.

Baca Lagi..dan Jangan Lupa Share Kat Member..
Print
Related Posts with Thumbnails

Sekapur Sirih


Salam...Selamat Datang Ke Blog Sagasama ...Ini Merupakan Sambungan Daripada Blog Yang Lama ( blogsagasama.blogspot.com ) Kerana Blog Yang Lama Sudah Terdelete Secara Tidak Sengaja...Semoga Sahabat Sekelian Mendapat Manfaat Dari Blog Ini...

Email dan YM Admin : sagasue@yahoo.com

ADMIN : TIDAK ON LINE





free counter