Kategori

Isi Kandungan

Followers

Promosi Blog Anda

Daftarkan Blog Anda Disini...Percuma

Sabar itu Penting

Posted by Blog Rasmi YM Syed Abi Ghufran Al-Idrus Tuesday, April 6, 2010 0 comments


Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang berbicara mengenai kesabaran. setidaknya ada 103 kalikata sabar disebut dalam Al-Qur’an, baik berbentuk isim maupun fi’ilnya. Hal ini membuktikan betapa besarnya pentingnya sabar bagi seorang mukmin dimata Allah SWT.


1. Sabar merupakan perintah dari Allah. “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153). Ayat-ayat yang serupa Ali Imran: 200, An-Nahl: 127, Al-Anfal: 46, Yunus: 109, Hud: 115.

2. Larangan isti’jal (tergesa-gesa). “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…” (Al-Ahqaf: 35)

3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar: “…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (Al-Baqarah: 177)

4. Allah sangat mencintai orang-orang yang sabar. “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146)

5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. “Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal: 46)

6. Mendapatkan pahala berupa surga dari Allah. (Ar-Ra’d: 23 – 24)

Hadits berbicara tentang sabar

Sebagaimana dalam Al-Qur’an, dalam hadits banyak sekali sabda Rasulullah yang menjelaskan tentang kesabaran. misalnya Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam an Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar:

1. Kesabaran merupakan “dhiya’ ” (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah mengungkapkan, “…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…” (HR. Muslim)

2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal. Rasulullah pernah menggambarkan: “…barang siapa yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang yang sabar…” (HR. Bukhari)

3. Kesabaran merupakan anugerah Allah yang paling baik. Rasulullah mengatakan, “…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (Muttafaqun Alaih)

4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mukmin, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; “Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya.” (HR. Muslim)

5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian dia bersabar, maka aku gantikan surga baginya’.” (HR. Bukhari)

6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas’ud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas’ud berkata”Seakan-akan aku memandang Rasulullah saw. menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, ‘Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.” (HR. Bukhari)

7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah bersabda, “Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah.” (HR. Bukhari)

8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullan saw. bersabda, “Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut.” (HR. Bukhari & Muslim)

9. Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah saw. mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, ‘Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik untukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku.” (HR. Bukhari Muslim)

Baca Lagi..dan Jangan Lupa Share Kat Member..
Print

SABAR Senjata Lebih Hebat Berbanding BOM NUKLEAR

Posted by Blog Rasmi YM Syed Abi Ghufran Al-Idrus 0 comments


SABAR adalah sifat suci dalam Islam. Malah, ia satu daripada empat dasar perlembagaan hidup bagi seorang Islam, seperti dalam surah al-Asr, iaitu keimanan, beramal soleh (baik) serta ingat mengingati mengenai kebenaran dan kesabaran.

Ia sering diulang dalam kitab al-Quran, menunjukkan pentingnya sifat sabar. Bahkan lebih banyak disebut berbanding sifat lain. Menurut Iman al-Ghazali, sifat sabar disebut al-Quran lebih 70 kali, manakala Ibnu Qayyim mengatakan, kira-kira 90 kali.


Nah, begitu banyak sifat sabar ditegaskan dalam al-Quran, menunjukkan ia bukan sebarang sifat, sebaliknya sifat yang utama, perlu diberikan tumpuan oleh manusia, khususnya mereka yang menjadikan Islam amalan hidup, iaitu golongan beriman.

Justeru, tentu ia wajar diberi perhatian, direnung dan diambil untuk menjadi perhiasan di dalam diri setiap orang, kerana gunanya tidak mengira waktu, keadaan dan tempat.

Menurut bahasa, sabar ialah menahan diri, manakala sudut istilahnya ialah menahan dan mananggung diri, daripada perkara yang tidak disukai Allah, daripada perkara yang disukai nafsu, daripada apa jua yang dituntut kewarasan akal dan kebenaran syarak, semata-mata mengharap reda Allah.

Dapatlah disimpulkan, sabar adalah satu sifat membabitkan berbagai-bagai nama dan makna, mengikut jenis perkara yang kita disuruh supaya menahan diri atau menanggung diri daripada melakukannya, malah menanggung suatu kesulitan sama ada bersifat fizikal atau spritual.

Contohnya, menahan diri daripada satu-satu keinginan nafsu yang disebut juga ‘al-iffah’, menahan diri daripada kenikmatan (dabtun nafs), menahan diri daripada sifat marah, menahan diri daripada membocorkan rahsia dan menahan diri daripada keseronokan hidup.

Sifat sabar tidak ada pada haiwan dan kerana itulah haiwan tidak dapat menahan diri daripada keinginan semula jadinya, seperti keinginan makan dan hubungan kelamin.

Oleh itu, tidak hairan jika haiwan makan sesuka hati dan semahu-mahunya tanpa mengira kepunyaan sesiapa. Malah, apabila berahinya memuncak, tanpa mengira tempat mengadakan hubungan kelamin. Ini kerana haiwan tiada sifat sabar.

Manusia saja yang dikhususkan Allah dengan sifat sabar, bahkan ia adalah sifat asasi bagi anak Adam kerana dengan sifat inilah dapat menjamin usaha mengekalkan kelangsungan hidup dan mencapai kemajuan dalam pelbagai bidang.

Dalam menempuh cabaran duniawi, sabarlah yang menjadikan seseorang manusia tahu menggunakan budi bicara, pertimbangan dan tolak ansur. Tanpa sifat itu pasti manusia hanyut dan tenggelam dalam arus dunia yang tidak kenal erti belas dan kasihan.

Kerana sifat itu memainkan peranan penting, ia semestinya tersemat pada diri setiap individu. Menurut Ibnu Qayyim, sabar itu adalah wajib, secara ijmak umat, iaitu pada keseluruhannya tetapi tidak secara terperinci.

Ulama berpendapat, hukum ini berasaskan kepada nas, seperti pada ayat 200, surah Ali-Imran yang bermaksud : “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”

Sifat sabar wajib bagi orang Islam, manakala secara terperinci (khusus) hukumnya berbeza bergantung kepada perkara dan bahan yang disabarkan, misalnya sabar dalam melakukan perkara wajib, sabar pada perkara makruh atau sunat, hukumnya sunat.

Banyak bidang dikaitkan dengan sabar, antaranya sabar atas kesusahan dan bala bencana yang menimpa, seperti kefakiran, kelaparan, kesakitan, masa peperangan atau dalam ketakutan, kehilangan wang dan harta benda.

Manusia juga dinasihatkan bersabar atas keinginan nafsu, yang menjadi urusan syaitan, sabar atas kemewahan orang lain seperti orang kafir, sabar dalam melakukan ketaatan, berdakwah dan sabar dalam melalui kehidupan bermasyarakat.

Nafsu tidak mengenal erti puas, kehendak tidak memahami keterbatasan, malas sentiasa menghimpit diri, bercamput baur dengan rasa kesukaran. Sekiranya sifat sabar tidak berfungsi sebaik-baiknya, sudah tentu anasir terbabit memusnah diri.

Ini kerana jika diturutkan nafsu, akhirnya diri menjadi lesu dan tidak bermaya, diikutkan kehendak hati (seperti mahu itu dan ini, bahkan mahu mengata dan berbuat sesuatu sesuka hati) nanti badan yang merana, malas pula tidak membawa diri ke mana-mana, bahkan disisih kawan dan lawan.

Justeru, pendek kata sifar sabar amat diperlu semua orang, baik golongan pelajar, pendidik, pendakwah, masyarakat awam atau golongan pemimpin, tua atau muda, remaja atau dewasa, cuma yang berbeza keadaan dialami.

Baca Lagi..dan Jangan Lupa Share Kat Member..
Print

Maksiat Menghalangi Ilmu Pengetahuan

Posted by Blog Rasmi YM Syed Abi Ghufran Al-Idrus 0 comments


Ilmu adalah cahaya yang dipancarkan ke dalam hati. Namun, kemaksiatan dalam hati dapat menghalangi dan memadamkan cahaya tersebut. Ketika Imam Malik melihat kecerdasan dan daya hafal Imam Syafi’e yang luarbiasa, beliau (Imam Malik) berkata, “Aku melihat Allah telah menyiratkan cahaya di dalam hatimu, wahai anakku. Janganlah engkau padamkan cahaya itu dengan maksiat”.


Maksiat mengahalangi Rezeki

Jika ketakwaan adalah penyebab datangnya rezeki, maka meninggalkannya bererti menimbulkan kefakiran. “Seorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya”. (HR Ahmad)


Maksiat Menimbulkan Jarak dengan Allah

Diriwayatkan ada seorang lelaki yang mengeluh kepada seorang arif tentang kesunyian jiwanya. Sang arif berpesan, “Jika kegersangan hatimu akibat dosa-dosa, maka tinggalkanlah (perbuatan dosa itu). Dalam hati kita, tak ada perkara yang lebih pahit daripada kegersangan dosa di atas dosa”.


Maksiat Menjauhkan Pelakunya dengan Orang Lain

Maksiat menjauhkan pelakunya dari orang lain, terutama dari golongan yang baik. Semakin berat tekanannya, maka semakin jauh pula jaraknya hingga berbagai manfaat dari orang yang baik terhalangi. Kesunyian dan kegersangan ini semakin menguat hingga berpengaruh pada hubungan dengan keluarga, anak-anak dan hati nuraninya sendiri. Seorang salaf berkata, “Sesungguhnya aku bermaksiat kepada Allah, maka aku lihat pengaruhnya pada perilaku binatang(kenderaan) dan isteriku”.


Maksiat Menyulitkan Urusan

Jika ketakwaan dapat memudahkan segala urusan, maka pelaku maksiat akan menghadapi kesulitan dalam menghadapi segala urusannya.


Maksiat menggelapkan hati

Ketaatan adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah gelap-gulita. Ibnu Abbas RA berkata, “Sesungguhnya perbuatan baik itu mendatangkan kecerahan pada wajah dan cahaya pada hati, kekuatan badan dan kecintaan. Sebaliknya, perbuatan buruk itu mengundang ketidakceriaan pada raut muka, kegelapan di dalam kubur dan di hati, kelemahan badan, susutnya rezeki dan kebencian makhluk”.


Maksiat Melemahkan Hati dan Badan

Kekuatan seorang mukmin terpancar dari kekuatan hatinya. Jika hatinya kuat maka kuatlah badannya. Tapi bagi pelaku maksiat, meskipun badannya kuat, sesungguhnya dia sangat lemah jika kekuatan itu sedang dia perlukan, hingga kekuatan pada dirinya sering menipu dirinya sendiri. Lihatlah bagaimana kekuatan fizik dan hati kaum muslimin yang telah mengalahkan kekuatan fizik bangsa Persia dan Romawi.


Maksiat Mnghalangi Ketaatan

Orang yang melakukan dosa dan maksiat akan cenderung untuk memutuskan ketaatan. Seperti selayaknya orang yang satu kali makan tetapi mangalami sakit berkepanjangan dan menghalanginya dari memakan makanan lain yang lebih baik.


Maksiat Memendekkan Umur dan Menghapus Keberkahan

Pada dasarnya umur manusia dihitung dari masa hidupnya. Sementara itu tak ada yang namanya hidup kecuaki jika kehidupan itu dihabiskan dengan ketaatan, ibadah, cinta dan zikir kepada Allah serta mementingkan keredhaanNya.


Maksiat Menumbuhkan Maksiat Lain

Seorang ulama salaf berkata bahawa jika seorang hamba melakukan kebaikan, maka hal tersebut akan mendorong dia untuk melakukan kebaikan yang lain dan seterusnya. Dan jika seorang hamba melakukan keburukan, maka dia pun akan cenderung untuk melakukan keburukan yang lain sehingga keburukan itu menjadi kebiasaan bagi si pelaku.


Maksiat Mematikan Bisikan Hati Nurani

Maksiat dapat melemahkan hati dari kebaikan dan sebaliknya akan menguatkan kehendak untuk berbuat maksiat yang lain. Maksiat pun dapat memutuskan keinginan untuk bertaubat.

Baca Lagi..dan Jangan Lupa Share Kat Member..
Print
Related Posts with Thumbnails

Sekapur Sirih


Salam...Selamat Datang Ke Blog Sagasama ...Ini Merupakan Sambungan Daripada Blog Yang Lama ( blogsagasama.blogspot.com ) Kerana Blog Yang Lama Sudah Terdelete Secara Tidak Sengaja...Semoga Sahabat Sekelian Mendapat Manfaat Dari Blog Ini...

Email dan YM Admin : sagasue@yahoo.com

ADMIN : TIDAK ON LINE





free counter